beli domain indonesia, biaya kuliah universitas pancasila, biaya kuliah universitas trisakti, Blok Mesin, cloud hosting indonesia, cloud server indonesia, daftar universitas di indonesia, Danareksa Online Trading, dedicated server indonesia, Desain Mesin, domain dan hosting, domain dan hosting adalah, domain hosting murah, domain murah, domain paling murah, download software pc terbaru, file hosting indonesia, Gambar Mesin, Gambar Mesin Bubut, harga hosting website, harga web hosting, host indonesia, Hosting And Domain, hosting domain, hosting domain murah, Hosting Web, Info Mesin, Jasa Pembuatan Website Iklan Baris, jurusan universitas indonesia, Keamanan Sistem Informasi, Kumpulan Software Komputer, Mesin 4 Tak, Mesin Ayakan Pasir, Mesin Ball Mill, Mesin Blow Moulding, Mesin Briket, Mesin Bubut Universal, Mesin Crusher Batu, Mesin Crusher Plastik, Mesin Genteng, Mesin Giling Cabe, Mesin Giling Ikan, Mesin Giling Kedelai, Mesin Grinder, Mesin Hammer Mill, Mesin Kompos, Mesin Korter, Mesin Mie, Mesin Miling, Mesin Milling Vertikal, Mesin Obras, Mesin Offset Printing, Mesin Pembuat Bakso Ikan, Mesin Pencacah Rumput, Mesin Pendulang Emas, Mesin Penepung, Mesin Pengayak Pasir, Mesin Penggiling Mie, Mesin Penghancur Kayu, Mesin Pengolahan Karet, Mesin Penyedot Pasir, Mesin Perontok Padi, Mesin Pertambangan Emas, Mesin Pertukangan, Mesin Press Hose, Mesin Roll Forming, Mesin Rotary Dryer, Mesin Sedot Pasir, Mesin Serut, Mesin Spray Dryer, Mesin Stone Crusher, Mesin Tahu, Mesin Tepung, Mesin Tusuk Gigi, Mesin Tusuk Sate, Model Baju Bunga, Sistem Basis Data, Sistem Multimedia, Software Untuk Mengakses Internet, Spesifikasi Komputer Server, universitas internasional batam, universitas islam attahiriyah, universitas multimedia nusantara, universitas pendidikan indonesia, usaha kesehatan sekolah, vps indonesia, web hosting gratisan, web hosting indonesia, web hosting support php, Web Hosting Terbaik Di Indonesia, Web Hosting Terbaik Indonesia, web hosting termurah, Webhost Indonesia, webhosting indonesia, webhosting terbaik, website builder indonesia
RESONANSI SERI Bila frekuensi sumber tegangan diubah-ubah, maka akan terjadi resonansi ketika reaktansi induktif sama dengan reaktansi kapasitif, Z = R + jX Z = R + j ( ω r L – 1/ ω r C) Z = R + j 0 atau Z = R nilai impedansi sama dengan nilai resistansi sehingga v S = v R X L X C X (resultan) f r X L X C X V = V R V L V C I 90 0 90 0 S R L C V S dg frek berubah
> Karena X L = X C , maka
> V L = I r X L dan V C = I r X C ,
> sehingga
> V L = V C
> V S = V R = I r R
≡ Daya yang disimpan di induktor = daya yang disimpan di kapasitor = ½ L I m 2 Dan energi yang hilang setiap putaran = ½ I m 2 R τ dengan τ waktu periodik = 1/f r S R V S dg frek berubah R L C V S dg frek. berubah S
Karakteristik respons frekuensi : Variasi impedansi dan arus dalam rangkaian R-L-C
> Bila tidak terjadi resonansi, maka
> Reaktansi ≠ 0, Z >R
> Bila f < f r (sebelah kiri harga f r ) reaktansi bersifat kapasitif dan arus mendahului tegangan
> Bila f > f r (sebelah kanan f r ) reaktansi bersifat induktif dan arus ketinggalan terhadap tegangan
> Bila terjadi resonansi, dimana frekuensi resonansi = f r maka reaktansi = 0, :
> Z = R (impedansi mencapai harga minimum)
> I mencapai maksimum
Grafik (a) = kurva I dengan R yang kecil, bila R diperbesar menjadi kurva (b), bila dperbesar lagi menjadi kurva (c). |Z|, I R” > R’ (a) (b) I I Z I R R’ > R f f r (c)
Sebuah koil mempunyai resistansi R = 2,2 Ohm dan induktansi L = 15 mH dihubungkan secara seri dengan kapasitor C dan diberi tegangan 220 V melintang pada ujung koil dan kapasitor. Berapa : a) harga C agar harga arus mencapai maksimum pada frekuensi 50 Hz, b) arus yang mengalir pada rangkaian, c) tegangan pada kapasitor Penyelesaian : a) harga arus mencapai maksimum bila terjadi resonansi, yaitu bila X L = X C atau ω r L = 1/ ω r C b) Pada keadaan resonansi harga Z =R sehingga I = V/Z = V/R = 220/2,2 = 100 A Contoh soal : S R L C V= 220 Volt
RESONANSI PARALEL Arus yang mengalir pada induktor dan kapasitor adalah sama, yaitu : Bila frekuensi sumber arus diubah-ubah, maka akan terjadi resonansi ketika suseptansi induktif sama dengan suseptansi kapasitif, V =V R = V L = V C dan I = I R + I L + I C = I ar S R L C V S V I C I L I=0 90 0 90 0 B C - | B L | B (resultan) f ar Suseptansi, I I I ω
Misal : v = V m sin ω t, maka i C = V m ω C sin ( ω t+90 0 ) = V m ω C cos ω t, dan i L = (V m / ω L) sin ( ω t - 90 0 ) = - (V m / ω L) cos ω t Energi sesaat yang disimpan : di induktor W L = ½ L i L 2 = ½ L (V m / ω L) 2 cos 2 ω t di kapasitor W C = ½ C v 2 = ½ C (V m ) 2 sin 2 ω t
Keadaan optimum yang dimaksudkan berbeda antara rangkaian resonansi seri dan paralel. Pada keadaan optimum tersebut, rangkaian dikatakan pada kondisi resonansi atau beresonansi. Untuk resonansi seri, keadaan optimum adalah, impedansi rangkaian resonansi mencapai nilai minimumnya, sehingga arus yang melaluinya mencapai nilai maksimum. Sementara untuk resonansi paralel, keadaan optimum tersebut adalah, bahwa impedansi rangkaian resonansi mencapai nilai maksimum, sehingga arus yang melewatinya mencapai nilai minimum. Pada keadaan resonansi itu, nilai impedansi rangkaian resonansi bersifat resistif murni yang bernilai RD yang disebut sebagai resistansi dinamik (dynamic resistance).
Pada keadaan resonansi, frekuensi sinyal bolak-balik mencapai satu nilai tertentu, yaitu frekuensi resonansi, sedemikian sehingga impedansi rangkaian resonansi mencapai nilai RD tersebut. Untuk rangkaian resonansi seri misalnya yang mempunyai nilai impedansi sebesar, Z = R + j (ωL – 1/ωC), maka impedansi tersebut akan menjadi minimum, yaitu R ( yang kemudian menjadi = RD ), bila bagian imajiner sama dengan nol. Dari syarat itu, maka frekuensi resonansinya tertentu dari :
Suatu koil mempunyai resistansi, R = 10 Ohm dan induktansi L = 0,4 H dihubungkan seri dengan suatu kapasitor C. Pemberian tegangan pada rangkaian ini menghasilkan arus maksimum pada frekuensi 100 Hz. Suatu induktor tanpa kerugian energi (induktor murni) dihubungkan secara paralel dengan rangkaian di atas. Penyelesaian : Pada cabang I : pada 100 Hz X C = X L = ω r L = p2 100 (0,4) = 251, 327 Ω Pada 50 Hz, reaktansinya menjadi : X’ C = 2 X C = 2 x (251, 327) = 502,65 Ω Dan reaktansi induktif menjadi setengahnya X’ L = ½ x (251, 327) = 125,66 Ω Contoh soal : a) Berapa nilai L, agar seluruh rangkaian tidak menjadi reaktif pada frekuensi 50 Hz, b) hitung arus yang disuplai pada setiap cabang. Pemberian tegangan 200V. C V=200V 10 Ω 0,4H S L” I II
Untuk antiresonansi pada frekuensi 50 Hz, maka suseptansi B L pada cabang II = suseptansi B C pada cabang I Arus yang mengalir = V x G = V x R/{0+( ω ar L”) 2 } = 200 x 10/377 2 = 14 mA Terlihat bahwa X’ C > X’ L sehingga pada cabang I bersifat reaktansi kapasitif X = 125,66 - 502,65 = -376,9 Ω = -377 Ω , dan rangkaian dapat diganti menjadi : Klik Klik V=200 Volt 10 – j 377 S L” I II
Jadi G tidak selalu sama dengan 1/R dan B tidak selalu sama dengan 1/X ADMITANSI, Y Kebalikan dari impedansi Z adalah admitansi Y , atau Karena Z adalah bil. komplek maka Y juga bil. komplek : Y = G + jB Dengan G = Re Y disebut konduktansi dan B = Im Y disebut suseptansi. Satuan Y, G, dan B adalah Mho ( )
> Karena X L = X C , maka
> V L = I r X L dan V C = I r X C ,
> sehingga
> V L = V C
> V S = V R = I r R
≡ Daya yang disimpan di induktor = daya yang disimpan di kapasitor = ½ L I m 2 Dan energi yang hilang setiap putaran = ½ I m 2 R τ dengan τ waktu periodik = 1/f r S R V S dg frek berubah R L C V S dg frek. berubah S
Karakteristik respons frekuensi : Variasi impedansi dan arus dalam rangkaian R-L-C
> Bila tidak terjadi resonansi, maka
> Reaktansi ≠ 0, Z >R
> Bila f < f r (sebelah kiri harga f r ) reaktansi bersifat kapasitif dan arus mendahului tegangan
> Bila f > f r (sebelah kanan f r ) reaktansi bersifat induktif dan arus ketinggalan terhadap tegangan
> Bila terjadi resonansi, dimana frekuensi resonansi = f r maka reaktansi = 0, :
> Z = R (impedansi mencapai harga minimum)
> I mencapai maksimum
Grafik (a) = kurva I dengan R yang kecil, bila R diperbesar menjadi kurva (b), bila dperbesar lagi menjadi kurva (c). |Z|, I R” > R’ (a) (b) I I Z I R R’ > R f f r (c)
Sebuah koil mempunyai resistansi R = 2,2 Ohm dan induktansi L = 15 mH dihubungkan secara seri dengan kapasitor C dan diberi tegangan 220 V melintang pada ujung koil dan kapasitor. Berapa : a) harga C agar harga arus mencapai maksimum pada frekuensi 50 Hz, b) arus yang mengalir pada rangkaian, c) tegangan pada kapasitor Penyelesaian : a) harga arus mencapai maksimum bila terjadi resonansi, yaitu bila X L = X C atau ω r L = 1/ ω r C b) Pada keadaan resonansi harga Z =R sehingga I = V/Z = V/R = 220/2,2 = 100 A Contoh soal : S R L C V= 220 Volt
RESONANSI PARALEL Arus yang mengalir pada induktor dan kapasitor adalah sama, yaitu : Bila frekuensi sumber arus diubah-ubah, maka akan terjadi resonansi ketika suseptansi induktif sama dengan suseptansi kapasitif, V =V R = V L = V C dan I = I R + I L + I C = I ar S R L C V S V I C I L I=0 90 0 90 0 B C - | B L | B (resultan) f ar Suseptansi, I I I ω
Misal : v = V m sin ω t, maka i C = V m ω C sin ( ω t+90 0 ) = V m ω C cos ω t, dan i L = (V m / ω L) sin ( ω t - 90 0 ) = - (V m / ω L) cos ω t Energi sesaat yang disimpan : di induktor W L = ½ L i L 2 = ½ L (V m / ω L) 2 cos 2 ω t di kapasitor W C = ½ C v 2 = ½ C (V m ) 2 sin 2 ω t
RANGKAIAN RESONANSI SERI DAN PARALEL |
Keadaan optimum yang dimaksudkan berbeda antara rangkaian resonansi seri dan paralel. Pada keadaan optimum tersebut, rangkaian dikatakan pada kondisi resonansi atau beresonansi. Untuk resonansi seri, keadaan optimum adalah, impedansi rangkaian resonansi mencapai nilai minimumnya, sehingga arus yang melaluinya mencapai nilai maksimum. Sementara untuk resonansi paralel, keadaan optimum tersebut adalah, bahwa impedansi rangkaian resonansi mencapai nilai maksimum, sehingga arus yang melewatinya mencapai nilai minimum. Pada keadaan resonansi itu, nilai impedansi rangkaian resonansi bersifat resistif murni yang bernilai RD yang disebut sebagai resistansi dinamik (dynamic resistance).
Pada keadaan resonansi, frekuensi sinyal bolak-balik mencapai satu nilai tertentu, yaitu frekuensi resonansi, sedemikian sehingga impedansi rangkaian resonansi mencapai nilai RD tersebut. Untuk rangkaian resonansi seri misalnya yang mempunyai nilai impedansi sebesar, Z = R + j (ωL – 1/ωC), maka impedansi tersebut akan menjadi minimum, yaitu R ( yang kemudian menjadi = RD ), bila bagian imajiner sama dengan nol. Dari syarat itu, maka frekuensi resonansinya tertentu dari :
Suatu koil mempunyai resistansi, R = 10 Ohm dan induktansi L = 0,4 H dihubungkan seri dengan suatu kapasitor C. Pemberian tegangan pada rangkaian ini menghasilkan arus maksimum pada frekuensi 100 Hz. Suatu induktor tanpa kerugian energi (induktor murni) dihubungkan secara paralel dengan rangkaian di atas. Penyelesaian : Pada cabang I : pada 100 Hz X C = X L = ω r L = p2 100 (0,4) = 251, 327 Ω Pada 50 Hz, reaktansinya menjadi : X’ C = 2 X C = 2 x (251, 327) = 502,65 Ω Dan reaktansi induktif menjadi setengahnya X’ L = ½ x (251, 327) = 125,66 Ω Contoh soal : a) Berapa nilai L, agar seluruh rangkaian tidak menjadi reaktif pada frekuensi 50 Hz, b) hitung arus yang disuplai pada setiap cabang. Pemberian tegangan 200V. C V=200V 10 Ω 0,4H S L” I II
Untuk antiresonansi pada frekuensi 50 Hz, maka suseptansi B L pada cabang II = suseptansi B C pada cabang I Arus yang mengalir = V x G = V x R/{0+( ω ar L”) 2 } = 200 x 10/377 2 = 14 mA Terlihat bahwa X’ C > X’ L sehingga pada cabang I bersifat reaktansi kapasitif X = 125,66 - 502,65 = -376,9 Ω = -377 Ω , dan rangkaian dapat diganti menjadi : Klik Klik V=200 Volt 10 – j 377 S L” I II
Jadi G tidak selalu sama dengan 1/R dan B tidak selalu sama dengan 1/X ADMITANSI, Y Kebalikan dari impedansi Z adalah admitansi Y , atau Karena Z adalah bil. komplek maka Y juga bil. komplek : Y = G + jB Dengan G = Re Y disebut konduktansi dan B = Im Y disebut suseptansi. Satuan Y, G, dan B adalah Mho ( )
DANDY FAHMI N. |
YUNITA MAULIDIA PRATIWI |
RICO ARI SETYAWAN |